Terobosan Kemendikdasmen Tingkatkan Kompetensi Guru

Kemendikdasmen resmi meluncurkan program Afirmasi Pemenuhan Kualifikasi S-1/D-IV bagi 12.500 guru non-ASN berpengalaman dengan anggaran Rp 37,5 miliar. Program ini menggunakan skema Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) untuk mempercepat masa studi.

Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) memperkenalkan sebuah terobosan besar untuk meningkatkan kompetensi guru melalui program Pemenuhan Kualifikasi Akademik S-1/D-IV. Program ini lebih dikenal sebagai Afirmasi dan dirancang khusus untuk membantu guru non-ASN yang telah lama mengabdi namun belum memenuhi kualifikasi akademik minimal.


Berdasarkan data Dapodik, saat ini terdapat lebih dari 233.000 guru yang belum memenuhi standar UU Guru dan Dosen. Banyak di antara mereka telah mengajar selama puluhan tahun, namun terkendala kesempatan dan biaya untuk menyelesaikan pendidikan sarjana.

Target 12.500 Guru dan Anggaran Rp 37,5 Miliar

Program Afirmasi membuka kesempatan bagi ribuan guru untuk memperoleh gelar akademik tanpa biaya. Rincian program mencakup:

  • Jumlah Penerima: 12.500 guru PAUD dan SD non-ASN di seluruh Indonesia.
  • Anggaran Program: Rp 37,5 miliar dialokasikan untuk mendanai kuliah secara penuh.
  • Mitra LPTK: Program ini melibatkan 112 LPTK (Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan) yang tersebar dari Jabodetabek hingga wilayah timur Indonesia seperti Ambon.

Skema ini memastikan bahwa guru di daerah terpencil sekalipun dapat memperoleh akses pendidikan yang setara, tanpa terbebani biaya kuliah maupun jarak geografis.

RPL: Jalan Pintas Akademik untuk Guru Berpengalaman

Salah satu keunggulan utama program Afirmasi adalah penerapan Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL). Skema ini mengakui pengalaman mengajar puluhan tahun sebagai bagian dari proses akademik, sehingga:

  • Masa studi menjadi lebih singkat—banyak peserta ditargetkan dapat lulus hanya dalam 1 tahun.
  • Pengalaman profesional guru diakui secara formal sebagai SKS.
  • Guru dapat tetap mengajar sambil menyelesaikan studi.

Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu'ti, menargetkan agar peserta program Afirmasi dapat diwisuda pada tahun berikutnya setelah penerimaan.

Program ini sekaligus mendukung Asta Cita poin ke-4 Kabinet Merah Putih: mempercepat pembangunan sumber daya manusia unggul.

Saran IGI: Manfaatkan Pelatihan Hemat Anggaran Berbasis Sekolah

Ketua Umum Ikatan Guru Indonesia (IGI), Danang Hidayatullah, menyambut positif program beasiswa Afirmasi, namun memberikan catatan agar Kemendikdasmen juga memperkuat pelatihan berbasis konsep School-to-School Training (STST).

STST dinilai lebih hemat anggaran dan lebih tepat sasaran karena guru-guru berkompeten dapat melatih rekan sejawat di daerah mereka sendiri sesuai kebutuhan lokal, seperti:

  • Peningkatan literasi dan numerasi
  • Pembelajaran berdiferensiasi
  • Teknologi pembelajaran sederhana dan terjangkau

Dengan menggabungkan Afirmasi S-1/D-IV dan pelatihan berbasis sekolah, kualitas guru dapat meningkat lebih cepat dan merata.


Keywords: Kemendikdasmen Afirmasi Guru, Beasiswa S-1 Guru Non-ASN, Program Kualifikasi Akademik Guru, RPL Guru Berpengalaman, Peningkatan Kompetensi Guru, Guru Belum Sarjana

0 Response to " Terobosan Kemendikdasmen Tingkatkan Kompetensi Guru "

Post a Comment